Thursday, May 28, 2009

Prilaku Seks Dalam Tidur

Your Ad Here
Hasil riset menunjukkan: Laki-laki yang tidur sendirian lebih banyak yang memiliki gangguan tidur dibandingkan mereka yang tidur dengan seorang pasangan. Dan rasio laki-laki yang mengalami masalah tidur dibandingkan perempuan adalah 1:2.
Jika Anda sering gelisah dan hanya membolak-balikkan tubuh Anda selama satu jam atau lebih setelah berbaring di tempat tidur, persoalannya barangkali Anda tidak punya pasangan yang bisa diajak bercakap-cakap sebelum tidur dan berbagi kesulitan yang Anda alami sepanjang hari.
Tapi, jenis gangguan tidur tepatnya masalah sulit tidur yang Anda alami tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan temuan dalam penelitian yang akan kita bahas berikut ini. Sebab masalah sulit tidur, penyebabnya terkadang sederhana, karena Anda terlalu banyak minum kopi atau alkohol sebelum tidur, suasana yang tidak nyaman, terlalu gembira, atau malah terlalu banyak fantasi romantis?

Ganguan tidur berikut ini lebih parah, Anda tentu pernah mendengar dan mengenal dengan baik (atau malah mengalami sendiri) perilaku-perilaku tidak wajar selama seseorang tidur. Seperti berjalan-jalan, makan, atau melakukan tindakan kekerasan. Namun, dalam sejumlah kasus dilaporkan, ada pula orang yang menunjukkan perilaku seksual agresif, bahkan menyerang pasangannya ketika sedang tidur.
Dalam studi yang dilakukan Dr . Christian Guilleminault dan kawan-kawannya dari Stanford University, California terhadap 11 pasien yang berperilaku seks tidak normal selama tidur, menunjukkan bahwa tindakan pasien –mulai dari mengeluarkan suara erangan yang keras sampai sampai melakukan perkosaan di tempat tidur terhadap pasangan seksualnya- dapat digolongkan dalam beberapa jenis gangguan tidur. Bahkan, dalam beberapa hal menunjukkan adanya gangguan kejiwaan.
Dalam semua kasus, peneliti menemukan fakta bahwa seseorang yang melakukan tindakan seks abnormal dalam tidurnya, juga memiliki sejarah gangguan tidur lainnya seperti berjalan-jalan, dan melakukan tindakan teror di malam hari.
Namun, dua diantara sebelas pasien dalam penelitian ini yang selama tidur sering mengerang atau merintih dengan suara keras, seperti tengah melakukan hubungan seksual (dan perilaku ini tentu saja menganggu tetangga dan pasangannya), mengaku tidak memiliki sejarah gangguan tidur lain.

Sementara, sembilan orang lainnya, yang diketahui sering melakukan tindakan seks abnormal dalam tidurnya, seperti melakukan masturbasi sampai memperkosa atau menyerang pasangannya, ditengarai mengalami gangguan tidur lainnya seperti berjalan-jalan atau makan.
Para pasien ini, ketika bangun keesokkan harinya, rata-rata mengaku tidak ingat apa yang telah dilakukannya saat tidur. Dan ketika mereka dibangunkan oleh pasangannya saat mereka tengah beraksi, menunjukkan sikap seperti orang kebingungan atau mengalami disorientasi.
Satu kasus, ada seorang pasien, laki-laki 29 tahun, telah melakukan serangan seksual terhadap pasangannya selama beberapa jam setiap malam, selama enam tahun berturut-turut. Demikian antara lain dilaporkan Dr Geilleminault dalam jurnal Psychosomatic Medicine, edisi Maret/April tahun ini.
Pasien tersebut, setelah diteliti lebih jauh, memiliki sejarah penyakit kejiwaan dalam keluarganya. Meskipun dia sendiri didiagnosa tidak mengalami gangguan mental. Pasien ini kemudian mendapatkan perawatan seperti pasien lainnya yang mengalami gangguan tidur akibat gangguan REM (rapid eye movement), tidur dengan gerakan mata cepat. Inilah fase terjadinya mimpi. Suatu keadaan dimana mata Anda terus bergerak-gerak dibalik kelopak mata yang tertutup. Otak dalam hal ini tetap aktif, mungkin lebih aktif dibandingkan saat Anda terjaga.

Sedangkan, tujuh pasien lainnya, didiagnosa mengalami gangguan kejiwaan , seperti depresi yang parah, sering cemas, dan berperilaku seksual kompulsif. Perilaku seksual kompulsif adalah pengulangan tindakan erotik tanpa kenikmatan. Antara lain berupa: telepon seks tanpa akhir, one-night stand (affair singkat) atau bermasturbasi beberapa kali dalam sehari. Penderitanya sering melaporkan perasaan "tidak terkendali" sebelum melakukan aktivitas dan perasaan bersalah setelahnya.
Dalam beberapa kasus, para penderita gangguan tidur ini sering mendapatkan perilaku seks kejam dari orang lain. Salah seorang diantaranya, laki-laki, yang memiliki sejarah panjang gangguan tidur dan sulit disembuhkan, ternyata memendam peristiwa dimana sang ayah sering menyalurkan dorongan homoseksual-nya terhadap dirinya.
Selain gambaran-gambaran buruk dan mengerikan tersebut, ada pula berita gembira dari hasil peneltian yang dilakukan Dr Guilleminault dan rekan-rekannya, bahwa gangguan tidur ini bisa disembuhkan dan ini telah ditunjukkan oleh banyak penderitanya, ketika kondisi kejiwaan mereka berhasil ditangani dengan baik oleh para ahli kejiwaan.

Sayangnya, dan ini juga dipertanyakan oleh Dr Guilleminault dan rekan-rekannya, mengapa masalah-masalah yang berkaitan dengan gangguan tidur ini jarang dilaporkan dan dibahas lebih mendalam dalam jurnal-jurnal kesehatan? Siapa tahu, ada diantara Anda yang tergerak mendalami hal ini lebih komprehensif, para pakar masalah kejiwaan atau kesehatan, barangkali..?

0 comments:

Post a Comment

 

Followers

Recommended Gadget

  • ads
  • ads
  • ads
  • ads

Costumize Your Own Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal