Thursday, May 28, 2009

Gangguan Tidur Dapat Menyebabkan Sakit Jantung

Your Ad Here

Jangan anggap remeh masalah tidur. Orang yang kelebihan atau kekurangan tidur bisa menyebabkan penyakit gagal jantung, atau bahkan kematian mendadak. Selain itu, kelainan itu bisa menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi, dan diabetes mellitus (DM).

Dr Bambang Budi Siswanto menyarankan agar orang yang mengalami gangguan tidur untuk tidur dengan waktu yang normal yakni 6-8 jam setiap hari. Orang yang terkena gangguan tidur itu mesti mengubah kebiasaan buruknya sebelum 10 tahun.

“Minimal setelah berlangsung 1-2 tahun, kebiasaan buruk itu harus diubah,” ujarnya pada pertemuan ilmiah ke-3 Pulmonologi dan Kedokteran Aspirasi 2005 di RS Jantung Harapan Kita di Jakarta, kemarin.

Menurut Bambang, hampir 70% penderita jantung mengalami kelainan tidur. Artinya, gagal jantung akan memperberat gangguan napas saat mereka tidur. Penderita jantung umumnya pengidap penyakit jantung berat, tubuh gemuk, orang berusia tua karena kerutan di leher mempersempit saluran napas. “Akibatnya, muncul penyakit jantung karena buruknya nafas yang menuju paru.”

Orang-orang seperti itulah, jelas Bambang, yang mempunyai risiko kematian lebih tinggi. Ia mengatakan gangguan napas pada kasus gagal jantung pasti terjadi bila mereka tidak tidur teratur. ''Bagaimana mungkin

Secara medis, tidur terdiri dari dua keadaan fisiologis, yaitu tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREM) dan tidur dengan gerakan mata cepat (REM). Pada orang normal, tidur NREM adalah keadaan yang relatif tenang tidak terjaga, kecepatan denyut jantung lebih lambat 5 sampai 10 menit di bawah tingkat terjaga penuh dan sangat teratur.

Gangguan tidur dapat terdeteksi dengan melihat hasil rekaman EEG dan membandingkannya dengan keadaan normal. Frekuensi pernapasan dan tekanan darah jaga mengalami penurunan.

Pada periode REM, pencatatan EEG mirip dengan pola saat terjaga dan cenderung tidak beraturan. Pola REM ini akan tercatat pada saat seseorang sedang bermimpi.

Gejala utama yang menandai gangguan tidur adalah insomnia, hipersomnia dan parasomnia.

Insomnia
Yang dimaksud insomnia adalah kesukaran memulai atau mempertahankan tidur. Keluhan tidur ini paling sering terjadi, dapat bersifat sementara maupun terus menerus.

Periode singkat insomnia kebanyakan berkait dengan kecemasan, baik yang berhubungan dengan pengalaman menegangkan atau saat menghadapi sesuatu yang menimbulkan kecemasan. Gangguan yang kerap muncul adalah kesulitan untuk jatuh tertidur. Ada pula insomnia yang melibatkan penggunaan obat-obat tertentu atau penyakit organik yang mengganggu sistem tubuh.

Pengobatan insomnia biasanya dimulai dengan:
Menghilangkan kebiasaan (pindah tempat tidur, memakai tempat tidur hanya untuk tidur, dll).
Jika tidak berhasil dapat diberikan obat golongan hipnotik (konsultasi dengan psikiater). Insomnia merupakan gangguan tidur yang sulit diatasi dan perlu kesabaran dalam terapi.
Hipersomnia
Gangguan ini bermanifestasi sebagai jumlah tidur yang berlebihan dan selalu mengantuk di siang hari. Gangguan ini dikenal sebagai narkolepsi, yaitu pasien tidak dapat menghindari keinginan untuk tidur. Dapat terjadi pada setiap usia, tapi paling sering pada awal remaja atau dewasa muda. Narkolepsi cukup berbahaya karena sering menyebabkan kecelakaan kendaraan bermotor dan industri.
Terapi dianjurkan adalah memaksakan diri untuk tidur (walau sebentar) di siang hari sampai gejala hilang.
Jika tidak sembuh, dapat dibantu dengan obat (harap konsultasi ke psikiater).
Parasomnia
Parasomnia merupakan fenomena gangguan tidur yang tidak umum dan tak diinginkan, yang tampak secara tiba-tiba selama tidur atau yang terjadi pada ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam bentuk mimpi buruk yang ditandai mimpi lama dan menakutkan. Mimpi buruk juga terjadi pada fase REM.

Ada juga keadaan yang disebut gangguan teror tidur, yaitu pasien terjaga pada bagian pertama malam hari selama tidurnon-REM. Biasanya pasien terduduk di tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, seperti sedang mengalami teror yang hebat. Pengobatan spesifik tidak diperlukan, namun pemberian obat-obat yang menekan tidur REM seringkali dapat bermanfaat.

Gangguan lain adalah berjalan dalam tidur (somnabulisme), yaitu pasien melakukan tindakan motorik seperti berjalan, berpakaian, pergi ke kamar mandi, berbicara, bahkan mengemudikan kendaraan. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dan dimulai pada usia 4-8 tahun. Pengobatannya terdiri dari tindakan mencegah cedera dan pemberian obat tidur.

0 comments:

Post a Comment

 

Followers

Recommended Gadget

  • ads
  • ads
  • ads
  • ads

Costumize Your Own Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal